03/06/2021
Sebuah cerita yang terjadi di hari ini
Seperti yang ku katakan di kemarin hari,
hari ini, pada tepatnya tanggal tiga Juni, aku telah mengambil test english untuk mengukur kemampuanku dalam berbahasa inggris. Demi tuhan teman - teman, memang ada pertama kali dalam setiap hal. Awal hari aku sebenarnya sangat bersemangat. Itu adalah kesalahanku. Terlalu bersemangat. Aku percaya diri bahwa aku bisa melewatkan semua tes dengan mulus, namun dalam perjalanan pun ada batu kerikil yang menghiasi jalananku, namun aku tidak bisa membiarkan semua itu menghalangi ku untuk tetap mencoba sebisaku.
Aku bangun pada jam delapan dengan alarm ku yang sudah berbunyi beberapa kali, mencoba untuk membangunkan ku dari lelapnya impianku di dunia maya. Disitulah aku memulai hari dengan mencoba untuk membuka mata.
Lebih tepatnya, mengumpulkan nyawa. Aku membaca artikel artikel seadanya yang berbahasa inggris untuk membiasakan diri, meski realita, aku pun sehari - hari membaca dengan buku berbahasa inggris sih. Tapi terkadang jiwaku pun terasa belum tenang kalau aku berhenti.
Sekitar jam sembilan, disaat nyawaku telah sepenuhnya terkumpul, aku pun memilih untuk beranjak dari tempat tidur dan masak untuk sarapanku, karena aku tahu, hari ini akan berlangsung dengan lama. Aku masak telur dengan nasi untuk sarapan hari ini dan juga membawa bekal untuk diriku makan di lokasi ujian. Aku masak telur dan ayam yang sudah ada di freezer (yang kebetulan juga, rasanya masih enak)
Gugup menjadi teman sejatiku hari ini. Selalu, hingga saat ujian berlangsung. Aku sangat tidak berpengalaman dengan ujian ini, meski protokol sekolah SMA ku lumayan mirip dengan ujian ini, tapi tetap saja, aku sendirian dalam hal ini.
Registrasi sendirian, bayar sendirian, dan berangkat sendirian. Hanya dibantu, no more or less. Untuk sementara aku gugup, tapi semakin lama, aku pun sudah terasa biasa dalam hal ini. Hanya seiring jalannya waktu aku bisa lebih mandiri dalam hal seperti ini.
Aku ingat dalam speaking testnya, aku sangat gugup. Aku tidak terbiasa dalam berbicara, entah itu di rumah atau sekolah. Aku hanya terbiasa dan merasa nyaman dalam berbicara dengan teman terdekat atau dengan orang - orang yang aku bisa merasa nyaman. Namun sayangnya, itu tidak banyak. Disini aku belajar, betapa jarangnya aku berbicara dan teringat oleh pesan - pesan yang pernah disampaikan oleh begitu banyak orang. Speak yourself.
Untuk sesaat, di perjalanan pulang aku merenungi, betapa seringnya aku mendengarkan dibanding mengatakan apa yang sesungguhnya ada di kepala ku. Sehingga di peristiwa seperti itu, dimana hanya ada aku yang ada di lokasi harus berbicara, aku kesusahan, karena seringnya mendengarkan.
Untuk ujian yang lain, aku tidak ada masalah untungnya, hanya ada kesulitan dalam satu sampai tiga soal, namun kalau tuhan mengizinkan, aku bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Yang aku ingat sehabis mengambil tes itu, aku merasa kelelahan yang luar biasa. Seketika aku akhirnya bisa menjadi diriku.
Aku setel lagu - lagu yang bisa menenangi jiwaku yang sedang memberontak dan saling berkelahi. Entah itu kepala atau hati, didalam jiwaku mereka masih berdebat, entah apakah aku bisa mendapatkan nilai yang aku inginkan atau tidak. Sedangkan wujud fisikku sudah terlalu lelah. Hal seperti ini sangat menguras energi ku untuk berlanjut hari, aku hanya ingin beristirahat. Kepalaku pusing dan perut ku kram.
Hanya untuk mengetahui, bulan itu datang. Dasar. Meski doa terkabulkan bulan ini datang sehabis mengambil ujian tersebut, tapi suasana hati dan pikiran tidak pernah bohong. Kalau saja hari ini bukan harinya...Kalau saja datangnya minggu depan...Kalau saja.... Ah yasudahlah. Bagaimana pun hasilnya, aku sudah mencoba dengan keras. Kalaupun gagal... toh gagal selalu menjadi temanku semenjak anak kecil. Jatuh dari sepeda bekali - kali, hingga dimarahi oleh orang tua. Tapi akhirnya bisa juga toh naik sepeda, ya meski harus berdiri berkali - kali lagi sih, tapi whatever happens, will happen.
Untuk saat ini, mungkin mandi dengan air panas di malam hari bisa menenangkan jiwa dan perutku yang sedang bertarung satu dengan yang lain. Aku bersyukur bisa merasakan pengalaman ujian tersebut. Yang pasti, itu mungkin bukanlah ujian terakhir, entahlah. Seperti nasehat dari beberapa orang
Expect the unexpected
dan juga pesan dari sesosok guru SMA dan figur panutan ku
Speak Yourself.
Doakan yang terbaik ya teman - teman! aku pun akan selalu mendoakan kebahagiaan untuk kalian.. Kita semua!🥰
-love Mary
Komentar
Posting Komentar